Langsung ke konten utama

Tuhan, damaikanlah rumah kami

 
Kata mereka, ini adalah rumah
Di dalamnya ada cinta dan kasih sayang yang tak pernah habis, katanya

Iya itu kata mereka
Bukan kata bapakku
Apalagi ibuku

Kata bapak, rumah adalah tempat dimana kutelantarkan anak istriku
Kuabaikan laparnya anak-anakku

Kata ibu, rumah adalah neraka
Banting tulang, kaki bertapak-tapak darah
Mencari suapan nasi
Menyekolahkan tinggi-tinggi

Dan bagi kami,
Rumah adalah bui

Kami dipenjara disini

Melihat pertengkaran adalah pasti
Melihat kekerasan sperti jadi makanan sehari-hari

Melihat bapak, seperti mati
Melihat ibu, hati kami dipecuti


Ingin berontak
Tapi ingat diri

Ingin mencaci?
Lalu apa kuasa kami?

Selalu bertanya pada-Nya
Yang menjadikan kami anak-anak kurang kasih sayang
Berkali-kali pertanyaan kami :"mana keadilan-MU?"

Lalu menangis?
Ah, air mata kami habis

Memang tak ada gunanya protes terhadap waktu
Apalagi memilih bertemu Tuhan ,cepat-cepat

Bagi kami, luka memang menyakitkan
Bagi kami, terpisah dgn mereka memang keparat tanpa pilihan


Tuhan, bisakah kau damaikan rumah ini?
Jangan jadikan bapak dan ibu sperti minyak dan airmu
Dua elemen yg tertakdir takkan jadi satu

Tuhan, bisakah kau bungkam saja mulut saudara bapakku
Supaya mereka diam
tidak menebar paku di hati kami

Tuhan, bisakah kau kuatkan kami ini?
Dari bui yang mengerikan
Gelap
Panas
Dan yang harus kami nikmati tanpa nikmat?


Tuhan kau tau, kami lelah


Damaikan rumah ini,

Sekali saja beri kami jeda di sisa umur kami
Tentang indahnya keluarga
Tentang hangatnya rumah
Yang sama sekali belum pernah kami rasai

Izinkan sepenggal saja,
Dari batas nafas kami
Untuk merasakannya

Ku mohon, itu saja
Entah dengan cara apa

Kami percaya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proud of "Tukang sate madura"

selesai ujian cross cultural understanding langsung mbalap ke basecamp karate. Niat nawaitu pertama, mau nonton film suzanna . Entah kenapa gegara kemarin nonton film begituan sama anak-anak karate, jadi ketagihan. Niat itu dihempas, setelah hasrat nulisku bangkit mendadak. entah, kenapa ngga bisa buka tab youtube liat film sambil ngetik di blog.. *yaiyalah kali ini aku bakal nulis tentang rasa banggaku sama tukang sate madura. ide ini kepikiran, pas banget.. pas aku lagi boker di kamar mandi. Orang bilang, kamar mandi adalah tempat ide brilliant dimana hal-hal baru bisa terpikirkan. Orang bilang, ide bisa timbul dari sekedar jongkok indah di kamar mandi sambil ngeden-ngeden. then, that's the FACT !!! aku membuktikannya.. *joget-joget muter gayung* aku mengenal tukang sate, sejak aku masih TK .semua ini karena alm. mbah kakung (ayahnya bapak) yang hobby makan sate. kenalin, yu sate. yu adalah sebutan seperti "mbak". yu sate adalah mbak-mbak madura jualan sate da...

Mahasiswa semester 5, are you?

ini adalah curhatan mahasiswa semester 5 yang udah ngerasa terombang-ambing sama statusnya *tsaaaahhh  kalau biasanya aku nulis tentang galau percintaan, kali ini aku mau nulis tentang galau pendidikan.Biasanya baper masalah cinta, sekarang baper masalah kuliah. intinya, baper. Because baper is always everywhere *hok yaaaaa muke gile, om jin aja belum lulus sarjana hentikan! haha.. Kuliah.. ternyata ngga seindah yang dibayangkan ketika dulu aku masih menjadi siswa di sebuah skolah di Jogja. yang anak-anak sekolah liat :"eh, enak ya kuliah.. pakek baju bebas. bisa main, bisa seneng-seneng ngga capek kayak sekolah. pokoknya kuliah itu enak" yang anak kuliah rasain : "fuck it so much laaaah" :v Bisa dibilang, semester 5 adalah puncak emosional mahasiswa. dibilang mau wisuda juga belum KKN, belum skripsi. kalau mau nyerah juga udah melalui waktu sejauh ini.. begini mantra mahasiswa tingkat akhir (dimulai dari semester 5) semester 5 adal...

Analytical Essay : Teacher's diary film ! (my task :p )

Thailand is one of the Asian countries which has many contributions in art work. “Thai” (Thailand people) like to create a film such as ; horror, romantic, comedy, etc. All of their art work are well-known in Indonesia. I will analyse Thailand film. The title is Teacher’s Diary. The title itself known as Khit Thueng Witthaya in Thailand was produced in 2014. This essay will show the moral value from Teacher’s diary.             Teacher’s diary was a typical romantic comedy. The major characters were Mrs. Ann and Mr. Song. They were teachers of   elementary school in Thailand. They had the same destiny. Their trouble caused, a headmaster moved them to floating school. Mrs. Ann as the first teacher who was moving because she had a tattoo in her hand. Mrs. Ann must paid her mistake to taught a student at floating school. It was miserable for her. The school was too far from central city. The building was broken in every p...