Aku bersulang dengan tinta
Jangan tanya rasanya
Tak cukup hanya secarik kertas yang ku nodai
Tapi, malam yang kularutkan dalam secangkir kopi panas
Sambil melepas rantai di hati
Lalu menggoresnya lepas menjadi sebuah sajak
Ini adalah rindu, yang mengendap seperti lumpur di rawa-rawa
Terlalu banyak akar yg menjadikannya liat
Sedikit mencair
Tapi juga padat
Lalu kotor
Lalu berceceran ,bergerumul ditempatnya
Ya aku rindu
Rindu keparat
Rindu yg harus aku segarkan setiap mulai basi
Rindu yang selalu ku ulangi setiap terasa akan berakhir
Ah, menjijikan !
Barisan kata yg menjadi ruh diatas kertas
Hanyalah tentang rindu
Dan sama
Sama
Aku benci menulisnya
Tapi aku cinta
Bagaimana aku bermain dengan imaji?
Otakku sudah buyar
Sudah hilang bersama kepul-kepul asap kopi panasku
Yang ada hanya itu
Itu
Kau tau itu
Rindu yang seperti tarian nestapa
Sebab kau selalu mengabaikannya
Ah sudahlah..
Aku bersulang dengan tinta
Jangan tanya rasanya,
Pena ku mana?
Minta hilang atau biarkan menari dgn sajak rindu keparat itu..
Kuhabiskan waktu
Dengan mengalirkan ruh-ruhku
Menjadikannya sempurna
Satu bait saja
Ini rindu keparatku
Yang berulangkali ku sulang dengan tinta,
Jangan tanya rasanya..
Jangan tanya rasanya
Tak cukup hanya secarik kertas yang ku nodai
Tapi, malam yang kularutkan dalam secangkir kopi panas
Sambil melepas rantai di hati
Lalu menggoresnya lepas menjadi sebuah sajak
Ini adalah rindu, yang mengendap seperti lumpur di rawa-rawa
Terlalu banyak akar yg menjadikannya liat
Sedikit mencair
Tapi juga padat
Lalu kotor
Lalu berceceran ,bergerumul ditempatnya
Ya aku rindu
Rindu keparat
Rindu yg harus aku segarkan setiap mulai basi
Rindu yang selalu ku ulangi setiap terasa akan berakhir
Ah, menjijikan !
Barisan kata yg menjadi ruh diatas kertas
Hanyalah tentang rindu
Dan sama
Sama
Aku benci menulisnya
Tapi aku cinta
Bagaimana aku bermain dengan imaji?
Otakku sudah buyar
Sudah hilang bersama kepul-kepul asap kopi panasku
Yang ada hanya itu
Itu
Kau tau itu
Rindu yang seperti tarian nestapa
Sebab kau selalu mengabaikannya
Ah sudahlah..
Aku bersulang dengan tinta
Jangan tanya rasanya,
Pena ku mana?
Minta hilang atau biarkan menari dgn sajak rindu keparat itu..
Kuhabiskan waktu
Dengan mengalirkan ruh-ruhku
Menjadikannya sempurna
Satu bait saja
Ini rindu keparatku
Yang berulangkali ku sulang dengan tinta,
Jangan tanya rasanya..
Komentar
Posting Komentar