Langsung ke konten utama

Bersulang dengan tinta dan rindu keparat!

 
Aku bersulang dengan tinta
Jangan tanya rasanya

Tak cukup hanya secarik kertas yang ku nodai
Tapi, malam yang kularutkan dalam secangkir kopi panas

Sambil melepas rantai di hati
Lalu menggoresnya lepas menjadi sebuah sajak

Ini adalah rindu, yang mengendap seperti lumpur di rawa-rawa
Terlalu banyak akar yg menjadikannya liat
Sedikit mencair
Tapi juga padat
Lalu kotor
Lalu berceceran ,bergerumul ditempatnya

Ya aku rindu
Rindu keparat

Rindu yg harus aku segarkan setiap mulai basi
Rindu yang selalu ku ulangi setiap terasa akan berakhir

Ah, menjijikan !
Barisan kata yg menjadi ruh diatas kertas
Hanyalah tentang rindu
Dan sama
Sama
Aku benci menulisnya
Tapi aku cinta

Bagaimana aku bermain dengan imaji?
Otakku sudah buyar
Sudah hilang bersama kepul-kepul asap kopi panasku

Yang ada hanya itu
Itu
Kau tau itu
Rindu yang seperti tarian nestapa
Sebab kau selalu mengabaikannya

Ah sudahlah..
Aku bersulang dengan tinta
Jangan tanya rasanya,

Pena ku mana?
Minta hilang atau biarkan menari dgn sajak rindu keparat itu..

Kuhabiskan waktu
Dengan mengalirkan ruh-ruhku
Menjadikannya sempurna
Satu bait saja
Ini rindu keparatku
Yang berulangkali ku sulang dengan tinta,
Jangan tanya rasanya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proud of "Tukang sate madura"

selesai ujian cross cultural understanding langsung mbalap ke basecamp karate. Niat nawaitu pertama, mau nonton film suzanna . Entah kenapa gegara kemarin nonton film begituan sama anak-anak karate, jadi ketagihan. Niat itu dihempas, setelah hasrat nulisku bangkit mendadak. entah, kenapa ngga bisa buka tab youtube liat film sambil ngetik di blog.. *yaiyalah kali ini aku bakal nulis tentang rasa banggaku sama tukang sate madura. ide ini kepikiran, pas banget.. pas aku lagi boker di kamar mandi. Orang bilang, kamar mandi adalah tempat ide brilliant dimana hal-hal baru bisa terpikirkan. Orang bilang, ide bisa timbul dari sekedar jongkok indah di kamar mandi sambil ngeden-ngeden. then, that's the FACT !!! aku membuktikannya.. *joget-joget muter gayung* aku mengenal tukang sate, sejak aku masih TK .semua ini karena alm. mbah kakung (ayahnya bapak) yang hobby makan sate. kenalin, yu sate. yu adalah sebutan seperti "mbak". yu sate adalah mbak-mbak madura jualan sate da

Susah jatuh cinta? Ada?

Dear, blog. Udah lama banget engga nyentuh kamu. Itu bukan berarti aku ngga sayang, tapi akhir-akhir ini kehilangan mood buat kencan denganmu. Tapi aku akan tetep nyentuh kamu saat aku bener-bener butuh. Cause you are my healer. Suasana hati yang lagi payah bakalan balik kalo ketemu kamu. ketemu keyboard notebook .hahahaa Tulisan kali ini, didasari oleh kegabutan yang melanda dipojok kamar, and I miss my beloved-one-my-blog hahaaha. So, I write this. Perasaan cewek yang susah jatuh cinta *tsaaaahh Kalian pernah ngga nemuin cewek yang gampang banget gonta-ganti cowok. Bulan ini sama cowok A, jarak berapa minggu sama cowok B, eh sebulan ke depan lagi sama cowok C. Ibarat ganti pacar kek ganti baju, bisa kapan aja. Pasti kalian mikir, cewek gampangan nih. Cewek tu gampangan ya? But, eitsssss... engga semua kek gitu. Mungkin sterotype yang melekat pada cewek :"cewek tu gampang banget dapet ganti kalo habis putus" , kudu cepet-cepet dihilangin. Karena ya itu tadi, ngga s

Analytical Essay : Teacher's diary film ! (my task :p )

Thailand is one of the Asian countries which has many contributions in art work. “Thai” (Thailand people) like to create a film such as ; horror, romantic, comedy, etc. All of their art work are well-known in Indonesia. I will analyse Thailand film. The title is Teacher’s Diary. The title itself known as Khit Thueng Witthaya in Thailand was produced in 2014. This essay will show the moral value from Teacher’s diary.             Teacher’s diary was a typical romantic comedy. The major characters were Mrs. Ann and Mr. Song. They were teachers of   elementary school in Thailand. They had the same destiny. Their trouble caused, a headmaster moved them to floating school. Mrs. Ann as the first teacher who was moving because she had a tattoo in her hand. Mrs. Ann must paid her mistake to taught a student at floating school. It was miserable for her. The school was too far from central city. The building was broken in every parts. The school had not a good class including a table and