Langsung ke konten utama

Semua orang ditakdirkan untuk mengajari kita suatu hal

Di kesempatan kali ini;  ditemenin hujan, perut kenyang dan sepoi-sepoi kipas angin di ruang IMM.
sayangnya ngga ada kasur, padahal ini good moment buat bobo dan hibernasi untuk beberapa jam.

kepikiran untuk nulis di blog yang udah lama aku tinggalin tanpa aku posting lagi. kalo blog ini berwujud barang, pasti udah usang ditambah banyak debu dan sarang laba-laba. Well, faktanya ini bukan barang secara "real".. *syukur alhamdulillah..

20 tahun, menjadi seseorang yang biasa disebut "mahasiswi" dikampus dan "anak bungsu" didalam rumah. Tentu di umur yang udah ngga unyu lagi, banyak sekali kisah-kisah hidup dan apapun yang melibatkannya. Ya, terlahir di keluarga yang "broken home" waktu itu cukup membuatku terpukul bahkan goyah. Berkali-kali mencoba bunuh diri, dengan cara yang absurd. Minum pengharum ruangan, padahal tukang es cendol masih banyak..kenapa milihnya pengharum ruangan? disitulah kadang saya merasa bodoh. *kasih hashtag sendiri :D

Tidak mendapat kasih sayang yang utuh
punya kakak yang individualis dan apatis dengan kondisi keluarga
kebahagiaan satu-satunya adalah "temen-temen" dan "sahabat"

jaman SMA disaat orang lain seneng, kalo pulang ke rumah. disitulah aku milih berlama-lama di sekolah demi menghabiskan waktu
melupakan semua yang ada di rumah
dan kesedihan yang memang seharusnya dibuang, bukan dirasakan

aku selalu butuh mereka. ketawa bareng, kerja buat acara sekolah bareng,dll.
Kesalahanku saat itu..
aku menggantungkan "kebahagiaanku" ke "temen-temen" dan "sahabatku"

aku berharap, semua orang baik padaku. Aku berharap mereka bisa membahagiakanku, mengerti kondisiku, tidak menyakitiku, dll,
betapa konyolnya aku dulu? :D

Setelah duduk di bangku kuliah, dengan pakaian yang udah ngga berseragam lagi. Aku mencoba kembali menjadi "aktivis" yang gila organisasi
entah karena memang "passion" ,entah memang sebatas pelarian
tapi aku memilih itu

Semakin kesini...dan waktu terus berjalan
meninggalkan banyak sekali pembelajaran
tentang tanggungjawab memikul amanah, yang tak se-ringan ketika aku sekolah
tentang kemandirian, dimana berangkat kuliah musti sahabatan sama sopir trans jogja
tentang kesederhanaan, mengatur jatah uang saku yang tak banyak
tentang semangat, bertahan di kampus ini apapun kondisinya
tentang karakter banyak orang, dimana mereka memang ditakdirkan untuk mengajari kita banyak hal
banyak hal itu adalah....

"Mereka yang membuatku bersabar. mengujiku dengan kritik, hinaan, fitnah,tak menghargai, dll". Mungkin, orang seperti ini yang paling aku benci. apalagi kalau menghina tanpa tau siapa diriku terlebih dahulu. Belum lagi, kalau kasih kritik, kritiknya menghancurkan bukan membangun. rasanya sakit, ngga mau kenal lagi, tapi semakin kesini aku memahami..
"jika mereka tak ada, siapa yang akan menegurku secara langsung? menunjukkan sisi kelemahanku? bukankah mereka seharusnya bisa menjadi motivasiku untuk lebih maju?"
***
"Mereka yang membuatku menjadi sederhana dalam berpenampilan, tapi luas dalam berpikir".Terimakasih pada teman-teman Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
yang membuka pintu hatiku tentang kesederhanaan dan keanggunan sikap
yang membuatku berpikir sekian lebih maju
yang menunjukkan padaku arti "fastabiqul khairaat" dengan sesungguhnya
beramai-ramai dalam lelah
demi dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar
"dari sini aku belajar.. rintangan mencari ridho Allah SWT. Penuh dengan peluh, lelah, sakit, kecewa, dll. tapi pada akhirnya kembali lagi, demi niat dan amanah dipundak kanan kiri"
***
"Mereka keluargaku, yang sudah menjadi berkeping-keping. Keluargaku adalah ujian terberatku. Tanpa sosok ayah yang benar-benar menjamin kehidupanku
termasuk pendidikanku dan kebutuhanku".
lalu ibu, ibu yang membuatku bertahan hingga detik ini. Air matanya selalu membuatku bangkit. betapa kehidupan ini keras. Ibu yang harus menopang semua. Anakmu ini ingin berhenti kuliah bu, ingin bekerja dan membantumu. udah saatnya ibu istirahat. ibu udah terlihat semakin menua dan lelah.
ibu cuma bilang :"kamu harus kuliah, apapun yang terjadi. ketiga kakakmu kuliah smua, jadi sarjana. kamu harus  juga. ibu akan mati-matian biayain kamu selama ibu mampu. jangan pandang bapakmu, pandang ibumu yang berharap kamu sukses nak"
"berdirilah sendiri. abaikan mas dan mbakmu. tunjukkan kamu bisa ngerjain tugas tanpa laptop mereka, bisa ke kampus tanpa motor mereka, bisa punya uang saku tanpa hasil keringat mereka. Ibu yang akan menopangmu".......

air mata yang paling deras yang pernah aku keluarkan
ketika aku mulai memahami
bahwa keadaan yang tidak biasa ini mengajariku kerja keras 
terimakasih pak, ketidakpedulian bapak membuatku terus bangkit
"terimakasih mas dan mbak, yang sudah memberiku gelar "anak paling nyusahin" 
sikap cuek kalian juga membuatku lebih ditempa lagi
lebih mengerti tentang arti mandiri
aku selalu berjuang berdiri sendiri"

***
"Mereka yang datang lalu pergi, yang berjanji lalu mengingkari, dan yang mencintai hanya sekedar main-main saja" .Pernah, terlalu menyayangi. meski udah tau dia tak baik. meski udah tau semua sifatnya dari A-Z .ah, tetap aja, waktu itu terlalu memaafkan. Ada juga yang datang hanya sekedar mengumbar janji, ada juga yang benar-benar datang untuk membuat sakit hati.
dulu benci, sangat benci
tapi sekarang..
aku berdamai dengan diriku sendiri dan memaafkan mereka
memaafkan masa-masa yang sudah terlewati
satu hal yang pasti, bahwa seburuk apapun seseorang itu
dia pernah berada di hidupku
dan mencintai dengan "status pacaran", menurutku cuma bikin lelah dan buang waktu
selebihnya memang islam tak mengajarkan untuk itu
jadi akhirnya ,aku memahami ini,
"Karena mereka, aku jadi belajar. bahwa cinta yang sesungguhnya itu nanti ketika aku dan orang itu duduk berdampingan, lalu seorang penghulu berjabat tangan dengan pasanganku , trus semua yang ada disitu berkata SAAAAHHHHH!!!"
*yang ini, bikin ketawa sendiri. geli rasanya*


"Dan mereka yang menunjukkan padaku bahwa tersenyum itu menyenangkan. Terimakasih untuk sahabat-sahabatku alumni XII IPA 1 SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta
dan Jerry Aldian Putra, Fajar Muhammad, Imam Agung Baskoro, Bagus Pribadi, Ajeng Bellavia Lisdiana, Safura Hamida Majid, Norma Ardisa, Khairunnisa, Rina Putri Kartikasari, Fajar Indah Nuraini, Reren Chintya Dewi, Zidni Ilma Nafia, dan mereka yang tak bisa aku sebut satu per satu. Terimakasih menjadi sahabat, kakak, saudara, tukang usil, yang bikin aku ketawa sepanjang di bangku SMA sampai sekarang.

Refalia Devawichanda (rere, fabiola, lia, annisa, dea, vakent, dewi, caca, ayunda)
9 anak genk-nya kelas 9C
terimakasih untuk semangat, motivasi, sampai saat ini.

Suci febriyani, Muhammad Audy Agung, Rahmad Alfatih, dan teman-teman sastra inggris angkatan 2013 yang lainnya :D

dan kesimpulan dari semua ini
dari tulisan yang ngawur ini
wkwkwkw

"Allah SWT menciptakan setiap orang dengan tugasnya masing-masing. sebagian membawa tawa, sebagian membawa luka, dan sebagian membawa pelajaran hidup yang lainnya"


terimakasih kalian...
terimakasih untuk sgala hal yang mahal untuk kupelajari terus menerus


yeay! I'm finish!
*keyboard jebol*
*mulai laper lagi*
*ruang IMM mendadak rame, dan pada usil baca ini pas aku ngetik*
*ribut, digangguin anak hukum yang kampret sekali*

kehabisan tanda bintang sama hashtag!
:D :D

bye...


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proud of "Tukang sate madura"

selesai ujian cross cultural understanding langsung mbalap ke basecamp karate. Niat nawaitu pertama, mau nonton film suzanna . Entah kenapa gegara kemarin nonton film begituan sama anak-anak karate, jadi ketagihan. Niat itu dihempas, setelah hasrat nulisku bangkit mendadak. entah, kenapa ngga bisa buka tab youtube liat film sambil ngetik di blog.. *yaiyalah kali ini aku bakal nulis tentang rasa banggaku sama tukang sate madura. ide ini kepikiran, pas banget.. pas aku lagi boker di kamar mandi. Orang bilang, kamar mandi adalah tempat ide brilliant dimana hal-hal baru bisa terpikirkan. Orang bilang, ide bisa timbul dari sekedar jongkok indah di kamar mandi sambil ngeden-ngeden. then, that's the FACT !!! aku membuktikannya.. *joget-joget muter gayung* aku mengenal tukang sate, sejak aku masih TK .semua ini karena alm. mbah kakung (ayahnya bapak) yang hobby makan sate. kenalin, yu sate. yu adalah sebutan seperti "mbak". yu sate adalah mbak-mbak madura jualan sate da

Susah jatuh cinta? Ada?

Dear, blog. Udah lama banget engga nyentuh kamu. Itu bukan berarti aku ngga sayang, tapi akhir-akhir ini kehilangan mood buat kencan denganmu. Tapi aku akan tetep nyentuh kamu saat aku bener-bener butuh. Cause you are my healer. Suasana hati yang lagi payah bakalan balik kalo ketemu kamu. ketemu keyboard notebook .hahahaa Tulisan kali ini, didasari oleh kegabutan yang melanda dipojok kamar, and I miss my beloved-one-my-blog hahaaha. So, I write this. Perasaan cewek yang susah jatuh cinta *tsaaaahh Kalian pernah ngga nemuin cewek yang gampang banget gonta-ganti cowok. Bulan ini sama cowok A, jarak berapa minggu sama cowok B, eh sebulan ke depan lagi sama cowok C. Ibarat ganti pacar kek ganti baju, bisa kapan aja. Pasti kalian mikir, cewek gampangan nih. Cewek tu gampangan ya? But, eitsssss... engga semua kek gitu. Mungkin sterotype yang melekat pada cewek :"cewek tu gampang banget dapet ganti kalo habis putus" , kudu cepet-cepet dihilangin. Karena ya itu tadi, ngga s

Analytical Essay : Teacher's diary film ! (my task :p )

Thailand is one of the Asian countries which has many contributions in art work. “Thai” (Thailand people) like to create a film such as ; horror, romantic, comedy, etc. All of their art work are well-known in Indonesia. I will analyse Thailand film. The title is Teacher’s Diary. The title itself known as Khit Thueng Witthaya in Thailand was produced in 2014. This essay will show the moral value from Teacher’s diary.             Teacher’s diary was a typical romantic comedy. The major characters were Mrs. Ann and Mr. Song. They were teachers of   elementary school in Thailand. They had the same destiny. Their trouble caused, a headmaster moved them to floating school. Mrs. Ann as the first teacher who was moving because she had a tattoo in her hand. Mrs. Ann must paid her mistake to taught a student at floating school. It was miserable for her. The school was too far from central city. The building was broken in every parts. The school had not a good class including a table and