Hai, universe.
Lama tidak berjumpa dalam skala waktu yang teramat lama.
Aku sudah usang, sama seperti laman blog ini, kutinggalkan, disapa debu-debu digital. hahaaha
Banyak yg mau aku ceritakan. Kalau aku tulis tentang cinta, siapkah kamu untuk muntah?
Sebagai bucin muslimah, aku sejak dulu rajin sekali merapal kisah kisah cinta. Dari yg kasmaran, patah hati, dan berada dalam rumit-rumitnya sebuah hubungan.
Bagiku, tidak ada yg rahasia. Bahkan kisah ter-bajigur sekalipun. Mari kita dengarkan. Kalau kamu tak kuat, pergilah. Aku ingin mem-bucin satu-dua-tiga beberapa belas menit ke depan.
*Deep inhale-exhale*
Cinta itu rumit.
Bahkan lebih mudah untuk kentut saja, berbunyi, lalu lega.
Cinta melibatkan perasaan yang sangat-sangat kompleks. Tidak hanya menyita pikiran teramat sangat, tapi juga saraf-saraf di hati. #dih #apasih
Aku tidak mengerti kenapa banyak orang tidak berani mengungkapkan, perihal perasaannya. Sehingga ia melewatkan banyak hal, banyak kesempatan. Gengsi nyatanya, tidak pernah membaw apapun selain : penyesalan.
Aku pernah berada di titik paling menyebalkan dalam hidup.
Aku pernah naksir dengan seseorang dari kampus lain, yg dulu sama sekali tak menyukaiku. Kala itu aku masih buluk, walau skrg juga lebih buluk. Sehingga waktu berjalan begitu saja. Kami masih saja berteman. Ya, hanya berteman.
Disisi lain, aku bersahabat dengan seseorang yg ku kenal sejak SMA. kami begitu dekat. Lengket sekali. Kemana-mana bersama, persis kuda sama ekornya. Mohon maaf, saya kudanya. Gak mau ah, jadi ekornya.
Ya, kami begitu dekat. Sampai tidak ada lagi batas. Aibku, aibnya. Kurangku, kurangnya. Kami bisa deal satu sama lain. Dia paham ngambekku. Aku paham dia hobby garuk - garuk, dan it's fine. wkwkwk
Bahkan keluarga kami dekat sekali. Sungguh. Kemana-mana aku selalu dibawa. Makan, jalan-jalan, pergi berkelana. Ibunya sudah seperti ibuku. Aku senyaman itu.
You know the reason dear?
Aku tu anak yg bertumbuh dalam broken home family.
Menemukan sosok keluarga yg memeluk erat tu meaningful banget.
sangat berarti.
Sungguh ku anggap mereka keluargaku sendiri.
Aku berkali-kali bawa pacar ke rumah sahabatku itu, everything is going normally. Nggak kenapa-kenapa. Ortunya juga sangat nice setiap ketemu pacarku yang berbeda-beda rupa tiap tahunnya.
Anjir kan, kayak fuck gurl aku wkwkw
Sahabatku itu pun always cerita siapa aja yg dia deketin dan aku selalu support. Kita samasama support dengan siapa kita deket.
Until the time....
Sahabatku itu nyatain perasaannya ke aku, bareng sama temenku yg satunya.
Disini konflik sih.
Karena pada akhirnya aku milih temenku yg satunya, yg dlu pernah aku suka.
Awal-awal masih biasa aja.
Aku sama temenku biasa, masih main bareng.
Makin kesini, makin beda.
Aku gatau, what was happened.
Aku jg ngerasa keluarganya beda banget ke aku.
Such as, aku pernah bertengkar sama mbak dan disuruh pergi dari rumah, aku minta izin ortunya sahabatku buat pakek kamar kosnya(which is dia pnya kamar kosong dibelakang yg dulunya bekas kamar kos). Pacarku (temen yg akhirnya jadian sama aku), bahkan menyanggupi bakal bayarin biaya kos selama aku disana.
Tahun sebelumnya tiap aku diusir aku selalu ngungsi ke rumah sahabatku itu untuk cari ketenangan just for several days. tapi, kala itu di kejadian berikutnya, ortunya dia engga welcome lagi.
Then, aku jg ngerasa sahabatku itu mulai sedikit berubah. Kayak show off. Kayak pengen diliat dia punya apa, beli apa, dll. Aku menemukan dia seperti attention seeker.
Itu bukan dia yang aku kenal. I swear.
Sebelumnya memang aku nangis-nangis di depan dia dan say sorry karena aku jadian sama yg lain. Aku ngerasa bersalah karena sadar banget ini nyakitin dia. But, who's made a mistake?
Selama bareng sama dia, dalam kondisi dia laki-laki dan aku perempuan, memang mustahil tidak ada kata "baper" atau keinginan untuk suka. Tapi aku selalu tepis itu, karena saudara dan hbungan persahabatan ini lebih dari apapun.
Dia selalu cerita menginginkan perempuan lain, bukan aku.
Pikiranku selalu aku atur, bahwa semua perhatian dari dia dan keluarganya adalah wujud persaudaraan.
Hatiku, aku kunci rapat. Tidak, tidak akan ada celah sedikitpun untuk jatuh cinta.
Bagiku juga, dia tak pernah tertarik padaku sama sekali.
Yang ku tau dia selalu mengejar orang lain.
Kesalahannya adalah tidak jujur soal perasaannya. Kesalahanku? dimana? aku menutup perasaan itu rapat-rapat, karena tak mau menodai persaudaraan ini.
Sekarang, semua sudah berbeda.
Aku sudah bersama dengan yg lainnya, dia juga.
Meski aku tidak tau bagaimana menjelaskannya tetapi sikap keluarganya terasa berbeda padaku semenjak aku bersama calonku yg skrg (FYI, aku sudah lamaran).
Berbagai gejolak jg hadir dalam dunia percintaanku ini, dan aku benci mengakui.
Aku hampir tak pernah beruntung.
Ibu sahabatku adalah bude dari calonku, sedangkan budenya seringkali menjadi trouble-maker di dalam hbunganku dan keponakannya.
Aku muak menjelaskan. hahahaa
Tapi memang tak ada yg rumit selain terjengkal kisah cinta tak jelas dengan sahabatmu sendiri.
Dear, you. If you read this..
Aku berharap kamu pure bahagia. Setulus-tulusnya bahagia. Bagaimana kamu ingin dicintai dan mendapatkan perasaan tenang atas hatimu sendiri, kamu perlu mengatakan. Entah tidak denganku, dengan yg lainnya nanti. Dengan ribuan perempuan hebat diluar sana, jangan pernah menjadi pengecut untuk kedua, ketiga, bahkan kesekian kali.
Kebaikanmu sebagai laki-laki, jangan pernah kau nodai dengan mencintai seseorang yg ini, dan berkencan dengan perempuan yg itu, lalu menjalin hbungan dengan perempuan lainnya.
Kamu hanya butuh satu perempuan yg baik hatinya untuk kau singgahi, untuk jadi tempatmu pulang, memelukmu dengan sebaik-baik pelukan.
Kamu hanya butuh satu perempuan untuk menjadi ibu dari anak-anakmu nanti
Kamu hanya butuh satu perempuan yg benar-benar kau jaga, dan kau tau hatinya
Jangan kau pendam sendiri, kau tak pernah bisa mengecup keningmu sendiri..
Bahagialah, sahabatku.
Se-rumit apa perjalanan di belakang, percayalah lebih rumit sinetron adzab di indo**ar.
Salam untuk perempuan yg mendampingimu, dan aku benci sekali hahaaa
Salam untuk anak-anakmu kelak, dari aku sahabat ayahnya, yg sering ngerengek minta lotisan sama makaroni ngehe..
See you on the future..
See you on the top :)
Lama tidak berjumpa dalam skala waktu yang teramat lama.
Aku sudah usang, sama seperti laman blog ini, kutinggalkan, disapa debu-debu digital. hahaaha
Banyak yg mau aku ceritakan. Kalau aku tulis tentang cinta, siapkah kamu untuk muntah?
Sebagai bucin muslimah, aku sejak dulu rajin sekali merapal kisah kisah cinta. Dari yg kasmaran, patah hati, dan berada dalam rumit-rumitnya sebuah hubungan.
Bagiku, tidak ada yg rahasia. Bahkan kisah ter-bajigur sekalipun. Mari kita dengarkan. Kalau kamu tak kuat, pergilah. Aku ingin mem-bucin satu-dua-tiga beberapa belas menit ke depan.
*Deep inhale-exhale*
Cinta itu rumit.
Bahkan lebih mudah untuk kentut saja, berbunyi, lalu lega.
Cinta melibatkan perasaan yang sangat-sangat kompleks. Tidak hanya menyita pikiran teramat sangat, tapi juga saraf-saraf di hati. #dih #apasih
Aku tidak mengerti kenapa banyak orang tidak berani mengungkapkan, perihal perasaannya. Sehingga ia melewatkan banyak hal, banyak kesempatan. Gengsi nyatanya, tidak pernah membaw apapun selain : penyesalan.
Aku pernah berada di titik paling menyebalkan dalam hidup.
Aku pernah naksir dengan seseorang dari kampus lain, yg dulu sama sekali tak menyukaiku. Kala itu aku masih buluk, walau skrg juga lebih buluk. Sehingga waktu berjalan begitu saja. Kami masih saja berteman. Ya, hanya berteman.
Disisi lain, aku bersahabat dengan seseorang yg ku kenal sejak SMA. kami begitu dekat. Lengket sekali. Kemana-mana bersama, persis kuda sama ekornya. Mohon maaf, saya kudanya. Gak mau ah, jadi ekornya.
Ya, kami begitu dekat. Sampai tidak ada lagi batas. Aibku, aibnya. Kurangku, kurangnya. Kami bisa deal satu sama lain. Dia paham ngambekku. Aku paham dia hobby garuk - garuk, dan it's fine. wkwkwk
Bahkan keluarga kami dekat sekali. Sungguh. Kemana-mana aku selalu dibawa. Makan, jalan-jalan, pergi berkelana. Ibunya sudah seperti ibuku. Aku senyaman itu.
You know the reason dear?
Aku tu anak yg bertumbuh dalam broken home family.
Menemukan sosok keluarga yg memeluk erat tu meaningful banget.
sangat berarti.
Sungguh ku anggap mereka keluargaku sendiri.
Aku berkali-kali bawa pacar ke rumah sahabatku itu, everything is going normally. Nggak kenapa-kenapa. Ortunya juga sangat nice setiap ketemu pacarku yang berbeda-beda rupa tiap tahunnya.
Anjir kan, kayak fuck gurl aku wkwkw
Sahabatku itu pun always cerita siapa aja yg dia deketin dan aku selalu support. Kita samasama support dengan siapa kita deket.
Until the time....
Sahabatku itu nyatain perasaannya ke aku, bareng sama temenku yg satunya.
Disini konflik sih.
Karena pada akhirnya aku milih temenku yg satunya, yg dlu pernah aku suka.
Awal-awal masih biasa aja.
Aku sama temenku biasa, masih main bareng.
Makin kesini, makin beda.
Aku gatau, what was happened.
Aku jg ngerasa keluarganya beda banget ke aku.
Such as, aku pernah bertengkar sama mbak dan disuruh pergi dari rumah, aku minta izin ortunya sahabatku buat pakek kamar kosnya(which is dia pnya kamar kosong dibelakang yg dulunya bekas kamar kos). Pacarku (temen yg akhirnya jadian sama aku), bahkan menyanggupi bakal bayarin biaya kos selama aku disana.
Tahun sebelumnya tiap aku diusir aku selalu ngungsi ke rumah sahabatku itu untuk cari ketenangan just for several days. tapi, kala itu di kejadian berikutnya, ortunya dia engga welcome lagi.
Then, aku jg ngerasa sahabatku itu mulai sedikit berubah. Kayak show off. Kayak pengen diliat dia punya apa, beli apa, dll. Aku menemukan dia seperti attention seeker.
Itu bukan dia yang aku kenal. I swear.
Sebelumnya memang aku nangis-nangis di depan dia dan say sorry karena aku jadian sama yg lain. Aku ngerasa bersalah karena sadar banget ini nyakitin dia. But, who's made a mistake?
Selama bareng sama dia, dalam kondisi dia laki-laki dan aku perempuan, memang mustahil tidak ada kata "baper" atau keinginan untuk suka. Tapi aku selalu tepis itu, karena saudara dan hbungan persahabatan ini lebih dari apapun.
Dia selalu cerita menginginkan perempuan lain, bukan aku.
Pikiranku selalu aku atur, bahwa semua perhatian dari dia dan keluarganya adalah wujud persaudaraan.
Hatiku, aku kunci rapat. Tidak, tidak akan ada celah sedikitpun untuk jatuh cinta.
Bagiku juga, dia tak pernah tertarik padaku sama sekali.
Yang ku tau dia selalu mengejar orang lain.
Kesalahannya adalah tidak jujur soal perasaannya. Kesalahanku? dimana? aku menutup perasaan itu rapat-rapat, karena tak mau menodai persaudaraan ini.
Sekarang, semua sudah berbeda.
Aku sudah bersama dengan yg lainnya, dia juga.
Meski aku tidak tau bagaimana menjelaskannya tetapi sikap keluarganya terasa berbeda padaku semenjak aku bersama calonku yg skrg (FYI, aku sudah lamaran).
Berbagai gejolak jg hadir dalam dunia percintaanku ini, dan aku benci mengakui.
Aku hampir tak pernah beruntung.
Ibu sahabatku adalah bude dari calonku, sedangkan budenya seringkali menjadi trouble-maker di dalam hbunganku dan keponakannya.
Aku muak menjelaskan. hahahaa
Tapi memang tak ada yg rumit selain terjengkal kisah cinta tak jelas dengan sahabatmu sendiri.
Dear, you. If you read this..
Aku berharap kamu pure bahagia. Setulus-tulusnya bahagia. Bagaimana kamu ingin dicintai dan mendapatkan perasaan tenang atas hatimu sendiri, kamu perlu mengatakan. Entah tidak denganku, dengan yg lainnya nanti. Dengan ribuan perempuan hebat diluar sana, jangan pernah menjadi pengecut untuk kedua, ketiga, bahkan kesekian kali.
Kebaikanmu sebagai laki-laki, jangan pernah kau nodai dengan mencintai seseorang yg ini, dan berkencan dengan perempuan yg itu, lalu menjalin hbungan dengan perempuan lainnya.
Kamu hanya butuh satu perempuan yg baik hatinya untuk kau singgahi, untuk jadi tempatmu pulang, memelukmu dengan sebaik-baik pelukan.
Kamu hanya butuh satu perempuan untuk menjadi ibu dari anak-anakmu nanti
Kamu hanya butuh satu perempuan yg benar-benar kau jaga, dan kau tau hatinya
Jangan kau pendam sendiri, kau tak pernah bisa mengecup keningmu sendiri..
Bahagialah, sahabatku.
Se-rumit apa perjalanan di belakang, percayalah lebih rumit sinetron adzab di indo**ar.
Salam untuk perempuan yg mendampingimu, dan aku benci sekali hahaaa
Salam untuk anak-anakmu kelak, dari aku sahabat ayahnya, yg sering ngerengek minta lotisan sama makaroni ngehe..
See you on the future..
See you on the top :)
👍
BalasHapuswho are u?
Hapus